Materi Perhitungan Pendapatan Nasional dan Pendapatan Per Kapita Mapel Ekonomi kelas 11 SMA/MA - Bospedia

Materi Perhitungan Pendapatan Nasional dan Pendapatan Per Kapita Mapel Ekonomi kelas 11 SMA/MA - Hai adik adik apa kabar? semoga adika dik dalam keadaan sehat selalu ya , kebetulan pada kesempatan yang baik ini masih bersama kakak inibospedia.blogspot yang ingin membagikan kepada adik adik mengenai materi tentang Perhitungan Pendapatan Nasional dan Pendapatan Per Kapita yang di ambil dari mata pelajaran Ekonomi untuk adik adik yang duduk dibangku kelas 11 SMA/MA. Semoga dengan adanya materi ini bisa bermanfaat untuk adik adik. Semangat!!

Materi Perhitungan Pendapatan Nasional dan Pendapatan Per Kapita Mapel Ekonomi kelas 11 SMA/MA
Materi Perhitungan Pendapatan Nasional dan Pendapatan Per Kapita Mapel Ekonomi kelas 11 SMA/MA

Jumpa lagi anak-anak cerdas Indonesia! 

Perhatikan kegiatan ekonomi yang sementara terjadi pada kedua gambar di atas kemudian bandingkan dengan kegiatan ekonomi pada keluarga anda! Untuk apa orang tuamu dan orang-orang pada gambar di atas setiap hari pergi ke kebun , ke pasar untuk berdagang , ke laut untuk mencari ikan , ke kantor , dan lain-lain? Tentu saja mereka berusaha untuk memperoleh pendapatan guna memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Pendapatan tersebut diperoleh sebagai balas jasa atas tenaga yang ia sumbangkan , tanah atau sawah yang ia sewakan , keuntungan dari berdagang , dan lain-lain. Besarnya pendapatan yang mereka peroleh menunjukkan makmur tidaknya sebuah keluarga. 

Demikian halnya dengan negara , salah satu tolok ukur keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur dari pendapatan nasionalnya. Meskipun bukan merupakan satu-satunya ukuran untuk menilai keberhasilan perekonomian suatu negara , namun cukup representatif dan lazim digunakan. Pendapatan nasional bukan hanya berguna untuk menilai perkembangan ekonomi suatu negara dari waktu ke waktu , tetapi juga dapat digunakan untuk membandingkannya dengan negara lain. Dari rincian secara sektoral dan angka pendapatan nasional dapat diterangkan struktur perekonomian negara yang bersangkutan , pertumbuhan ekonomi , dan pendapatan per kapita. 

Modul ini akan sangat membantu anda dalam mempelajari materi tentang Pendapatan nasional karena modul ini dilengkapi dengan beberapa kelebihan diantaranya media yang lebih representatif , contoh-contoh soal dan pembahasan , latihan-latihan terbimbing dan mandiri , serta penilaian seluruh kompetensi yang harus dicapai. Kegiatan pembelajaran dalam modul ini akan dibagi dalam dua kegiatan pembelajaran yakni kegiatan pembelajaran 1 tentang pengertian pendapatan nasional , manfaat pendapatan nasional , dan konsep-konsep pendapatan nasional sedangkan kegiatan pembelajaran 2 materi yang akan dipelajari yakni metode perhitungan pendapatan nasional , pendapatan per kapita , dan distribusi pendapatan. 

Selamat belajar! 



Istilah
  • Agregrat Demand : Keseluruhan permintaan masyarakat terhadap barang dan/atau jasa pada tingkat harga tertentu 
  • Agregrat Supply : Keseluruhan barang dan/atau jasa yang ditawarkan produsen pada tingkat harga tertentu 
  • Disposibel Income : Pendapatan yang siap dibelanjakan guna membeli barang dan/atau jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi 
  • Gross Domestic Product : Nilai barang dan/atau jasa suatu negara yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut dan warga negara asing yang tinggal di negara tersebut 
  • Gross National Product : Nilai barang dan/atau jasa yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara yang tinggal di dalam negeri dan yang berada di luar negeri , tetapi tidak termasuk orang asing yang tinggal di negara tersebut 
  • Koefisien Gini : Ukuran ketidakmerataan atau ketimpangan distribusi pendapatan agregrat (secara keseluruhan) yang angkanya berkisar antara nol (kemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan yang sempurna) 
  • Kurva Lorenz : Kurva yang menggambarkan ketidakmerataan distribusi pendapatan suatu negara 
  • Net National Product  : Nilai barang yang di dalamnya mengandung nilai depresiasi (penyusutan) karena harus mengganti barang modal yang sudah usang dan/atau menambah stok 
  • Net National Income  : Pendapatan nasional neto suatu negara adalah produk nasional neto dikurangi pajak tidak langsung dan ditambah subsidi 
  • Personal Income : Pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan pekerjaan 
  • Pendapatan Per Kapita : Pendapatan rata-rata penduduk per kapita (setiap orang) dalam suatu negara atau wilayah. 

A. Tujuan Pembelajaran 

Setelah kegiatan pembelajaran 2 ini anda diharapkan dapat membedakan konsep perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi , pendapatan , dan pengeluaran , menghitung besarnya pendapatan nasional dengan menggunakan tiga pendekatan tersebut serta menguraikan konsep pendapatan per kapita secara cermat , mandiri , dan bertanggung jawab. 

B. Uraian Materi 

1. Pengertian Perhitungan Pendapatan Nasional Melalui Tiga Pendekatan 
 
Hasil penghitungan pendapatan nasional tergantung pada metode atau pendekatan yang digunakan. Ada tiga pendekatan dalam menghitung pendapatan nasional yaitu pendekatan produksi , pendekatan pendapatan , dan pendekatan pengeluaran. 

a. Pendekatan Produksi (Production Approach) 

Yaitu dengan menjumlahkan nilai produksi tiap-tiap sektor ekonomi atau dengan menjumlahkan secara keseluruhan nilai tambah (value added) dari semua kegiatan ekonomi yang dihasilkan perusahaan. BPS (Badan Pusat Statistik) pada tahun 2014 melakukan penghitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi yang terdiri atas 17 sektor ekonomi berikut: 
  1. Sektor pertanian , kehutanan dan perikanan. 
  2. Sektor pertambangan dan penggalian. 
  3. Sektor industri pengolahan. 
  4. Sektor pengadaan listrik dan gas. 
  5. Sektor pengadaan air , pengelolaan sampah , limbah dan daur ulang. 
  6. Sektor konstruksi. 
  7. Sektor perdagangan besar dan eceran , reparasi mobil dan sepeda motor. 
  8. Sektor transportasi dan pergudangan. 
  9. Sektor penyediaan akomodasi dan makan minum. 
  10. Sektor informasi dan komunikasi. 
  11. Sektor jasa keuangan dan asuransi. 
  12. Sektor real estate. 
  13. Sektor jasa perusahaan. 
  14. Sektor administrasi pemerintahan , pertahanan dan sosial wajib. 
  15. Sektor jasa pendidikan. 
  16. Sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial. 
  17. Sektor jasa lain. 
Untuk menghindari penghitungan ganda , dalam menghitung PDB dengan metode produksi yang dijumlahkan adalah nilai tambah tiap-tiap sektor. Nilai tambah adalah sumbangan perusahaan terhadap produksi nasional. Penghitungan nilai tambah adalah biaya atau harga bahan baku output dikurangkan dari harga produk perusahaan atau input. 
 
Tabel Contoh Penghitungan Nilai Tambah 


Dari penghitungan di atas , besar sumbangan bagi pendapatan nasional adalah jumlah seluruh nilai tambah produk kue sebesar Rp680.000 ,00 atau harga akhir dari produk kue dari singkong. Proses penghitungan dengan cara menjumlahkan nilai tambah yang dihasilkan berbagai sektor perekonomian bertujuan mengetahui sumbangan berbagai sektor ekonomi dalam penghitungan pendapatan nasional dan menghindari penghitungan ganda karena yang dihitung hanya nilai produk neto. 

b. Pendekatan Pendapatan (Income Approah) 

Yaitu dengan cara menjumlahkan seluruh penerimaan atas faktor produksi , sebagai berikut: 
  1. Upah/gaji sebagai penerimaan bagi tenaga tenaga kerja. 
  2. Sewa sebagai penerimaan pagi pemilik property. 
  3. Bunga sebagai penerima bagi pemilik modal. 
  4. Laba sebagai imbalan atas kerjanya sebagai pengusaha yang di dalamnya termasuk deviden. 
Berdasarkan metode pendekatan pendapatan , besarnya pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor-faktor produksi yang digunakan dalam menghasilkan barang dan jasa yang diproduksi di suatu negara selama satu tahun. Pendapatan dari faktor produksi meliputi upah dan gaji , sewa tanah , bunga modal , dan laba.  

Dalam penghitungan pendapatan nasional yang sebenarnya , penggolongan pendapatan faktor-faktor produksi seperti yang dinyatakan di atas tidak ditentukan dengan menghitung dan menjumlahkan seluruh gaji dan upah , sewa , bunga , dan keuntungan yang diterima oleh seluruh faktor-faktor produksi dalam satu tahun tertentu. Hal ini dikarenakan dalam perekonomian terdapat banyak kegiatan di mana pendapatannya merupakan gabungan dari gaji atau upah , sewa bunga , dan keuntungan. Contoh dari bentuk pendapatan yang demikian adalah pendapatan yang diperoleh perusahaan-perusahaan perorangan. Untuk suatu perusahaan perorangan (misalnya restoran yang dikelola anggota keluarga) yang dimaksud keuntungan usaha adalah gabungan dari gaji , upah , bunga , sewa , dan keuntungan yang sebenarnya dari usaha yang dilakukan oleh keluarga.  

Oleh karenanya , penghitungan pendapatan nasional dengan cara pendapatan pada umumnya menggolongkan pendapatan yang diterima faktor-faktor produksi sebagai berikut:  
  1. pendapatan para pekerja , yaitu gaji dan upah 
  2. pendapatan dari usaha perorangan  
  3. pendapatan dari sewa 
  4. bunga neto 
  5. keuntungan perusahaan. 
c. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)  

Yaitu dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh para penerima pendapatan seperti rumah tangga konsumen , rumah tangga produsen , rumah tangga negara , dan masyarakat luar negeri. 
 
2. Metode Penghitungan Pendapatan Nasional Melalui Tiga Pendekatan 
Metode penghitungan pendapatan nasional dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu: 

a. Pendekatan Produksi (Production Approach) 




Keterangan: P = Tingkat Harga Q = Jumlah Produk 

b. Pendekatan Pendapatan (Income Approach)   

 Y = r + w + i + p

Keterangan: 
Y : Yearly income (pendapatan nasional) 
r :rent (sewa) , yaitu balas jasa atas faktor produksi tanah 
w : wages (upah) , yaitu balas jasa atas faktor produksi tenaga kerja 
i  : interest (bunga) yaitu balas jasa atas faktor produksi modal 
p  : profit (laba) yaitu balas jasa atas faktor produksi kewirausahaan 

c. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach) 

 Y=C + I + G + (X-M)

Keterangan: 
C  =  Pengeluaran masyarakat / konsumen 
I   =  Pengeluaran pengusaha 
G  =  Pengeluaran pemerintah 
X  =  Ekspor M  =  Impor 
Perhatikan contoh berikut!  
 
3. Pendapatan Per Kapita 

Selain menggunakan pendapatan nasional , tingkat kemakmuran rakyat dapat diukur dari pendapatan per kapita. Besarnya pendapatan per kapita , sangat erat kaitannya dengan pertambahan penduduk.  

Pendapatan per kapita menunjukkan kemampuan yang nyata dari suatu bangsa dalam menghasilkan barang dan jasa dan kenikmatan yang diperoleh setiap penduduk. Hasil penghitungan pendapatan per kapita sebenarnya tidak dapat secara langsung digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran dan kesejahteraan suatu negara. Hal ini disebabkan pendapatan per kapita kurang memerhatikan aspek distribusi pendapatan.  

Misalnya dua negara mempunyai pendapatan nasional yang sama besarnya , namun belum tentu kesejahteraan penduduk negara-negara tersebut sama. Misalkan pada tahun tertentu diketahui bahwa pendapatan nasional negara A dan pendapatan nasional negara B sama , yaitu Rp200 juta. Jumlah penduduk negara A adalah 200 jiwa sedangkan jumlah penduduk negara B adalah 400 jiwa. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa pendapatan rata-rata penduduk negara A adalah Rp200 juta dibagi 200 maka hasilnya Rp1.000.000 ,00 sedangkan pendapatan rata-rata penduduk B adalah Rp200 juta dibagi 400 adalah Rp500.000 ,00.  


Dengan demikian terlihat bahwa pendapatan rata-rata penduduk di negara A lebih besar dibandingkan di negara B. Namun , apakah penduduk di negara A lebih makmur dari negara B? Jawabnya , belum tentu! Karena bagaimana pendistribusian pendapatan di negara A atau B belum diketahui.  
Berdasarkan contoh di atas , pendapatan rata-rata penduduk negara A sebesar Rp1.000.000 ,00 , artinya nilai barang dan jasa yang dapat diperoleh masing-masing penduduk sebesar Rp1.000.000 ,00.  
Jadi apa yang dimaksud pendapatan per kapita? Pendapatan per kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu negara selama satu periode tertentu. Atau pendapatan per kapita dapat juga diartikan sebagai nilai atau jumlah suatu barang dan jasa rata-rata yang tersedia bagi setiap penduduk suatu negara selama satu periode tertentu. 

Secara matematis , pendapatan per kapita dapat dirumuskan sebagai berikut: 
atau: 
  

Adapun saat ini Bank Dunia mengelompokkan negara-negara di dunia berdasarkan pendapatan per kapitanya menjadi empat kelompok:  
  • Kelompok negara berpendapatan rendah (lower income economies) , yaitu negara-negara yang memiliki PNB per kapita lebih kecil dari US $ 1.035.  
  • Kelompok negara berpendapatan menengah bawah (lower-middle income economies) , yaitu negara yang memiliki PNB perkapita sekitar US $ 1.036 - US $ 4.045 
  • Kelompok negara berpendapatan menengah atas (upper-middle income economies) yaitu negara yang mempunyai PNB per kapita sekitar US $ 4.046 – US $ 12.535  
  • Kelompok negara berpendapatan tinggi (high income economies) , yaitu negara yang memiliki PNB per kapita lebih dari US $ 12.535. 
Bagaimana dengan negara Indonesia? 

Bank Dunia telah menaikkan status Indonesia dari lower-middle income country menjadi upper-middle income country pada Rabu 1 Juli 2020. Kenaikan status tersebut diberikan berdasarkan assessment Bank Dunia terkini , GNI per kapita Indonesia tahun 2019 naik menjadi US $ 4.050 dari posisi sebelumnya US $ 3.840. Kenaikan status Indonesia tersebut merupakan bukti atas ketahanan ekonomi Indonesia dan kesinambungan pertumbuhan yang terjaga dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut menunjukkan hasil kerja keras masyarakat dan Pemerintah Indonesia dalam upaya untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif , berkualitas , dan berkelanjutan. 
Manfaat penghitungan pendapatan per kapita meliputi hal-hal berikut ini: 
  • Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat suatu negara dari tahun ke tahun. 
  • Untuk mengetahui tingkat produktivitas suatu negara.  
  • Pedoman pengambilan kebijakan dalam bidang ekonomi. 
4. Distribusi Pendapatan Nasional 

Ada dua tolok ukur untuk mengetahui kemerataan pendapatan:  

a. Rasio Indek Gini biasa disebut Koefisien Gini.  

Koefisien gini adalah ukuran ketimpangan atau ketidakmerataan pendapatan suatu negara. Angka koefisien gini berkisar antara 0-1. Semakin kecil koefisien gini , semakin merata distribusi pendapatannya. Semakin besar koefisien gini atau mendekati 1 , semakin tidak merata pendapatannya. 
Kriteria ketimpangan pendapatan berdasarkan besarnya koefisien gini yaitu:  

 
Nilai Rasio Indeks Gini / Koefisien Gini dapat digambarkan dalam bentuk kurva yang disebut Kurva Lorenz sebagaimana yang tampak pada gambar di bawah ini: 

Kurva Lorenz adalah kurva yang menujukkan perbandingan persentase pendapatan yang diperoleh dengan persentase jumlah penduduk. Jika garis Kurva Lorenz mendekati garis diagonal , maka distribusi pendapatan semakin merata , artinya pendapatan nasional yang diterima suatu negara dapat secara merata dirasakan oleh masyarakat. Sebaliknya semakin menjauh garis Kurva Lorenz dari garis diagonal , semakin tidak merata distribusi pendapatan.  
 
b. Kriteria Bank Dunia dalam menghitung persentase distribusi pendapatan , menurut Kriteria Bank Dunia yang menjadi patokan adalah 40% penduduk termiskin kriterianya sebagai berikut.  
  1. Jika 40% penduduk termiskin menikmati < 12% pendapatan nasional maka ketimpangan tinggi. 
  2. Jika 40% penduduk termiskin menikmati 12% - 17% pendapatan nasional , maka ketimpangan sedang.  
  3. Jika 40% penduduk termiskin menikmati > 17% pendapatan nasional , maka ketimpangan rendah. 

C. Rangkuman 

1. Ada tiga pendekatan dalam menghitung pendapatan nasional yaitu pendekatan produksi , pendekatan pendapatan dan pendekatan pengeluaran. 
  • Pendekatan Produksi (Production Approach) yaitu dengan menjumlahkan nilai produksi tiap-tiap sektor ekonomi atau dengan menjumlahkan secara keseluruhan nilai tambah (value added) dari semua kegiatan ekonomi yang dihasilkan perusahaan. 
  • Pendekatan Pendapatan (Income Approach) yaitu dengan cara menjumlahkan seluruh penerimaan atas faktor produksi , sebagai berikut: 
    • Upah/gaji sebagai penerimaan bagi tenaga tenaga kerja. 
    • Sewa sebagai penerimaan pagi pemilik properti. 
    • Bunga sebagai penerimaan bagi pemilik modal. 
    • Laba sebagai imbalan atas kerjanya sebagai pengusaha yang di dalamnya termasuk deviden. 
  • Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach) yaitu dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh para penerima pendapatan seperti rumah tangga konsumen , rumah tangga produsen , rumah tangga negara , dan masyarakat luar negeri. 
 
2. Pendapatan per kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu negara selama periode tertentu.  
3. Untuk mengukur distribusi pendapatan nasional , ada dua indikator yang digunakan yaitu Rasio Indeks Gini dan Kriteria Bank Dunia.  
4. Kurva Lorenz merupakan kurva yang mengambarkan nilai Rasio Indeks Gini/ Koefisien Gini. 
 

D. Penugasan Mandiri   

Setelah anda mempelajari materi dalam kegiatan pembelajaran 2 ini , saatnya anda melakukan tugas berikut untuk memperdalam pemahaman anda: 
 
Carilah data GNP dan populasi penduduk 10 negara dari lima benua yang berbeda pada tahun tertentu. Hitunglah Pendapatan per kapita negara masing-masing , kemudian golongkan negara-negara tersebut menurut kriteria yang telah ditetapkan Bank Dunia! 
 

E. Latihan Soal 

Sudahkan anda sukses mengerjakan tugas pada point D ? Selamat! Karena anda berhasil menghitung pendapatan per kapita beberapa negara di dunia dan membandingkannya dengan kriteria Bank Dunia. 
Untuk lebih memastikan pemahaman anda , silakan mengerjakan soal-soal latihan berikut ini. 

1. Pendapatan nasional diperoleh dengan menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi di suatu negara selama satu tahun dan dinyatakan dengan uang , merupakan ciri pendapatan nasional dengan pendekatan ....  
A. produksi  
B. pendapatan  
C. pengeluaran  
D. distribusi  
E. koefisien gini 
 
2. Dengan menggunakan pendekatan pendapatan , besarnya pendapatan nasional suatu negara akan sama dengan ....  
A. jumlah produksi barang dan jasa  
B. C + I + G + X - M  
C. penjumlahan sewa , bunga , upah , dan laba  
D. jumlah produksi ditambah dengan upah pengusaha  
E. jumlah investasi yang dilakukan masyarakat , produsen , dan konsumen 
 
3. Negara Kuratama pada tahun 2019 memperoleh GNP sebesar Rp400 triliun , penduduk negara tersebut pada tahun yang sama sebesar 80 juta jiwa. 
Pendapatan per kapita negara Kuratama adalah .... 
A. Rp5.000.000 ,00  
B. Rp500.000 ,00 
C. Rp50.000 ,00 
D. Rp5.000 ,00  
E. Rp500 ,00 
 
4. Jika suatu negara terdapat kelompok 40% penduduk termiskin menerima pendapatan lebih dari 17% pendapatan nasional , sesuai kriteria Bank Dunia negara tersebut berada pada tingkat ketimpangan distribusi pendapatan .... 
A. sangat tinggi 
B. sangat rendah  
C. menengah  
D. tinggi  
E. rendah  
 
5. Perhatikan tabel kegiatan pembuatan kertas sebagai berikut! 

Berdasarkan data di atas jumlah nilai tambahnya sebesar …. 
A. Rp105.000.000 ,00  
B. Rp55.000.000 ,00  
C. Rp54.000.000 ,00  
D. Rp50.000.000 ,00  
E. Rp5.000.000 ,00 
 
Kunci Jawaban
  
1. B
2. C 
3. A 
4. E
5. B
 

Pembahasan Soal: 
 
1. Pendapatan nasional diperoleh dengan menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi di suatu negara selama satu tahun dan dinyatakan dengan uang , merupakan ciri pendapatan nasional dengan Pendekatan Pendapatan. 

2. Pendapatan nasional dengan Pendekatan Pendapatan (Income Approach) dengan menjumlahkan sewa , bunga , upah , dan laba. 

3. Pendapatan Per Kapita adalah membagi GNP dengan jumlah penduduk , sehingga Pendapatan Per Kapita = Rp400 triliun/80 juta = Rp5.000.000 ,00. 

4. Kriteria Bank Dunia Dalam menghitung persentase distribusi pendapatan , menurut Kriteria Bank Dunia yang menjadi patokan adalah 40% penduduk termiskin kriterianya sebagai berikut.  
  • Jika 40% penduduk termiskin menikmati < 12% pendapatan nasional maka ketimpangan tinggi.  
  • Jika 40% penduduk termiskin menikmati 12% - 17% pendapatan nasional , maka ketimpangan sedang. 
  • Jika 40% penduduk termiskin menikmati > 17% pendapatan nasional , maka ketimpangan rendah. 
5. Perhitungan Nilai Tambah:  

F. Penilaian Diri 

Setelah anda menyelesaikan semua langkah pembelajaran termasuk tagihantagihan dalam kegiatan pembelajaran 2 ini maka saatnya anda menilai kemampuan anda dalam memahami materi pada kegiatan pembelajaran 2 serta apa yang anda rasakan selama mengikuti pembelajaran.  
 
  
Bila ada jawaban "Tidak" , maka segera lakukan review pembelajaran , terutama pada bagian yang masih "Tidak". Bila semua jawaban "Ya" , maka Anda dapat melanjutkan ke pembelajaran berikutnya. 


Demikianlah informasi yang bisa kami sampaikan , mudah-mudahan dengan adanya Materi Perhitungan Pendapatan Nasional dan Pendapatan Per Kapita Mapel Ekonomi kelas 11 SMA/MA ini para siswa akan lebih semangat lagi dalam belajar demi meraih prestasi yang lebih baik. Selamat belajar!! 

#
Perhitungan Pendapatan Nasional dan Pendapatan Per Kapita https://www.inibospedia.blogspot.com/">File ini dalam Bentuk .pdf File Size 74Kb
Diupload oleh https://www.inibospedia.blogspot.com/">www.inibospedia.blogspot.com

Baca juga yang sejenis
    Pencarian yang paling banyak dicari
    • pendapatan per kapita malaysia 2022
    • pendapatan per kapita indonesia 2023
    • pendapatan per kapita indonesia 2024
    • perbedaan pendapatan nasional dan pendapatan perkapita
    • cara menghitung populasi penduduk dari pdb
    • pendapatan perkapita indonesia 2021
    • faktor yang mempengaruhi pendapatan perkapita
    • pendapatan perkapita bps

    Sumber https://www.inibospedia.blogspot.com/

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel